Foto-foto

Gorengan Pemicu Kanker ?

Siapa yang tidak suka gorengan? Kalau ada, berarti orang itu telah melewatkan satu kenikmatan dunia. Tapi disisi lain, mereka yang tidak suka gorengan malah harusnya bersyukur, karena ternyata gorengan merupakan makanan pemicu kanker.

Kok bisa ya gorengan jadi makanan pemicu kanker? berikut alasannya.


Sebuah riset pernah dilakukan oleh suatu lembaga riset di Swedia. Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa makanan yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi seperti ubi, kentang dan singkong , jika digoreng atau dipanggang  akan menghasilkan zat yang disebut akrilamida. Nah zat inilah yang nantinya akan memicu kanker.

Minyak yang dipakai menggoreng berkali-kali. Seringkali kita mendapati tukang gorengan yang mengganti minyak gorengnya setelah berhari-hari dan berkali-kali dipakai. Minyak goreng yang berkali-kali dipakai akan berubah menjadi racun dan mengandung radikal bebas pemicu kanker usus.

Penyedap rasa MSG. Di proses pada suhu tinggi, MSG akan menghasilkan zat pirolisis dan zat ini bersifat karsinogenik, atau zat pemicu kanker.

Bisa Anda bayangkan, Gorengan yang nikmat itu ternyata - setidaknya - 3X beresiko kanker. Zat akrilamida karena terurainya senyawa karohidrat, minyak goreng yang dipakai berkali-kali, dan zat pirolisis yang berasal dari MSG, kesemuanya itu berkumpul dalam Gorengan yang kita makan. Maka wajar saja jika Gorengan masuk ke dalam kategori makanan pemicu kanker.

Wallohu a'lam bisshowab.---
Baca selanjutnya »

Bahayanya Natrium Benzoat atau Pengawet Kimia

[Dunia Pesantren] - Bahayanya Natrium Benzoat atau Pengawet Kimia, rasa-rasanya sulit mendapatkan makanan yang tanpa pengawet kimia.Padahal informasi seputar bahaya pengawet sudah sering disampaikan oleh berbagai media massa. Sayang, kesadaran yang kurang membuat peredaran dan penggunaannya masih luas dimasyarakat.

Diantara pengawet yang sering dipakai oleh industri makanan dan minuman adalah Natrium Benzoat, atau biasa disebut juga dengan Sodium Benzoat. Di Indonesia, penggunaan Natrium Benzoat memang dilegalkan. Tapi walaupun demikian, penggunaan yang melebihi batas juga dapat membahayakan kesehatan.

Natrium Benzoat biasa digunakan pada industri minuman seperti minuman isotonik, jus, dan sejenisnya. Bahaya pengawet yang satu ini akan muncul ketika pemakaian / dikonsumsi berlebihan. Seperti apa bahayanya?

  • Bersifat karsinogenik. Jika terakumulasi dalam tubuh dengan jumlah yang besar maka akan memicu tumbuhnya sel kanker.
  • Merupakan zat penyebab timbulnya penyakit LUPUS.
  • Diduga dapat merusak Sel DNA. Sebuah percobaan yang dilakukan pada sel ragi, dimana ia diberikan Natrium Benzoat, hasilnya menunjukkan sel Ragi mengalami kerusakan. Jika hal ini terjadi pada manusia, maka bisa memicu munculnya penyakit degenerasi saraf.

Pertanyaannya sekarang adalah berapa batas aman penggunaan Natrium Benzoat? Berdasarkan keterangan dari International Programme on Chemical Safety pada pemakaian hingga 647-825 mg/kg tidak ada keluhan kesehatan.

Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Bahaya pengawet tidak bisa diremehkan, walaupun sudah ada izin resmi dari pihak terkait dan kita tahu batas amannya. Masalahnya adalah kita tidak tau makanan dan minuman apa saja, yang sehari ini kita makan, yang tidak mengandung Natrium Benzoat. Terlebih lagi kita tidak tahu takarannya dalam satu jenis makanan yang kita konsumsi.

Contoh minuman yang menggunakan Natrium Benzoat :
  1. Freezz Mix
  2. Ize Pop
  3. Nihau Orange Drink
  4. Zhuka Sweat
  5. Amazone
  6. Kino Sweat
  7. Arinda Sweat
  8. Arinda Ice Coffee
  9. Cafeta
  10. Vzone
  11. Pocap
  12. Amico Sweat
  13. Okky Jelly Drink
  14. Deli Jus
  15. Mizone
  16. Fruitsam
  17. Clickz
Baca selanjutnya »

Kesederhanaan Tukang Bakso Menyentuh Hati

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.


Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,…terdengar suara tek…tekk.. .tek…suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat…, ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso.

“Siapa yang mau bakso ? “kataku menawarkan kepada anak-anak.

“Mauuuuuuuuu. …” Secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya.Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso selalu memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam celengan. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.

“Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Amang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?”

“Iya pak, Amang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Amang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Amang, mana yang menjadi hak orang lain atau tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita - cita penyempurnaan iman”.

“Maksudnya.. …?”Saya melanjutkan bertanya.

“Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Amang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :
  1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari – hari Amang dan keluarga.
  2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Amang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.
  3. Uang yang masuk ke celengan, karena Amang ingin menyempurnakan agama yang Amang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Amang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Amang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Alloh selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Amang dan istri akan melaksanakan ibadah haji."

Hatiku sangat…… …..sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si Amang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.

Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut :

“Iya memang bagus…,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya….”.

” Itulah sebabnya Pak. Amang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI. Definisi “mampu” adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, “mampu”, maka Insya Alloh dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Alloh akan memberi kemampuan pada kita”. Jawab amang tukang bakso.

“Subhanalloh…, sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso”

Semoga dari cerita tadi kita mendapat rochmat dan hidayahNya dan bisa mencontohnya, amin..amin..amin yaa robbal ‘alamiin.

Wallohu a’lam bishowab

Baca selanjutnya »

Jidat Hitam Bukan Tanda Kesholihan

[Dunia Pesantren] - Dewasa ini banyak orang mengukur kesholihan seseorang dari ketebalan kapal hitam yang ada dijidatnya, semakin hitam dan tebal jidat seseorang maka semakin dia dianggap sebagai orang yang ahli ibadah dan ahli sujud. Hal ini berdasarkan pemahaman sempit mereka terhadap ayat yang berbunyi :

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

Yang artinya, “Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Alloh dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath:29).
Banyak orang yang tidak mengetahui makna ayat ini dengan baik, sehingga mereka menafsirkan ayat di atas dengan pemahaman yang keliru. Dan anehnya pemahaman yang salah itu diklaim sebagai pendapat yang paling benar. Mereka menyangka bahwa maksud dari bekas sujud itu adalah tanda hitam di dahi karena sujud, bahkan ada sebagian dari mereka yang mencemooh seorang ulama’ sholih hanya karena jidatnya tidak hitam maka dianggap ulama yang yang tidak sholih sebab jidatnya seperti kaleng. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan dari ayat tersebut. Pakar tafsir Imam At-Thobari meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik. Dalam sebuah riwayat lain yang beliau nukil juga dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan bekas sujud adalah kekhusyu’an. Juga diriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Qotadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah sholat” (Tafsir Mukhtashor Shohih hal 546).
Sementara itu dalam Sunan Kubro karangan Imam Baihaqi diterangkan

عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟

Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rosululloh, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)

Dalam redaksi lain dari Ibnu Umar juga

عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ

Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Alloh, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).

عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ ، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا.

Dari Humaid bin Abdirrohman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrohman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Alloh bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Alloh aku telah sholat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701).

عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ

Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Alloh, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Jawaban beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).

Bahkan Ahmad ash Showi mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat tersebut adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khowarij ” (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).

Dari al Azroq bin Qois, Syarik bin Syihab berkata, “Aku berharap bisa bertemu dengan salah seorang shahabat Muhammad yang bisa menceritakan hadits tentang Khowarij kepadaku. Suatu hari aku berjumpa dengan Abu Barzah yang berada bersama satu rombongan para shahabat. Aku berkata kepadanya,
“Ceritakanlah kepadaku hadits yang kau dengar dari Rosululloh tentang Khawarij!”. Beliau berkata, “Akan kuceritakan kepada kalian suatu hadits yang didengar sendiri oleh kedua telingaku dan dilihat oleh kedua mataku. Sejumlah uang dinar diserahkan kepada Rosululloh lalu beliau membaginya. Ada seorang yang plontos kepalanya dan ada hitam-hitam bekas sujud di antara kedua matanya. Dia mengenakan dua lembar kain berwarna putih. Dia mendatangi Nabi dari arah sebelah kanan dengan harapan agar Nabi memberikan dinar kepadanya namun beliau tidak memberinya. Dia lantas berkata, “Hai Muhammad hari ini engkau tidak membagi dengan adil”. Mendengar ucapannya, Nabi marah besar. Beliau bersabda, “Demi Alloh, setelah aku meninggal dunia kalian tidak akan menemukan orang yang lebih adil dibandingkan diriku”. Demikian beliau ulangi sebanyak tiga kali. Kemudian beliau bersabda,

يَخْرُجُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ رِجَالٌ كَانَ هَذَا مِنْهُمْ هَدْيُهُمْ هَكَذَا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ثُمَّ لاَ يَرْجِعُونَ فِيهِ سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ لاَ يَزَالُونَ يَخْرُجُونَ

“Akan keluar dari arah timur orang-orang yang seperti itu penampilan mereka. Dia adalah bagian dari mereka. Mereka membaca al Qur’an namun alQur’an tidaklah melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari binatang sasarannya setelah menembusnya kemudian mereka tidak akan kembali kepada agama. Cirri khas mereka adalah plontos kepala. Mereka akan selalu muncul” (HR Ahmad no 19798, dengan sanad Hasan).
Oleh karena itu, ketika kita sujud hendaknya proporsonal dan sewajarnya saja, yang penting antara lambung dan paha agak renggang serta ketiak sedikit dibuka, jangan terlalu berlebih-lebihan sehingga hampir seperti orang yang telungkup. Tindakan inilah yang sering menjadi sebab timbulnya bekas hitam di dahi, meskipun sebenarnya belum tentu orang tersebut benar-benar ahli sujud.

Judul Jidat Hitam Bukan Tanda Kesholihan
Baca selanjutnya »

Soekarno Perintahkan Uni Soviet Untuk Cari Makam Imam Bukhori

[Dunia Pesantren] - Cerita soal Presiden Soekarno tak ada habisnya. Banyak sumber yang mengatakan, Soekarno-lah yang menemukan makam perowi hadis terkenal, Imam Bukhori.

Jumat (25/11), tim ekspedisi tengah melintas Kota Samarkand, Uzbekistan, dalam perjalanan menuju Turkmenistan. Langit sudah gelap. Kompleks makam Imam Bukhori yang megah terlihat laksana istana raja. Penerangan di sana seadanya karena sudah tidak ada lagi peziarah yang berkunjung. Imam Bukhori ialah seorang pengumpul hadits shohih Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi wasallam.Makamnya terletak di Samarkand, Uzbekistan.

Tim Fastron Europe-Asia Metro TV Expedition 2011 mendapat kesempatan langka berziarah ke sana, bahkan langsung masuk ke ruang bawah tanah tempat jenazah Imam Bukhori bersemayam. Padahal biasanya para peziarah yang berasal dari berbagai suku bangsa hanya boleh masuk sampai ruang atas kompleks pemakaman. Kompleks serta-merta menjadi terang benderang kala perwakilan ekspedisi menemui pengelola makam dan mengungkapkan bahwa rombongan berasal dari Indonesia dan ingin berziarah.

Tak lama kemudian, Rohmatulloh Sultonov, juru kunci makam yang berjilbab hitam, keluar dari bangunan dan langsung mengarah ke ruang bawah tanah makam Imam Bukhori. Anggota ekspedisi diminta melepaskan sepatu sebelum masuk ruangan yang beralaskan karpet warna hijau tersebut. Ruangan berdinding batu bata itu mampu menampung sekitar 10 orang, dilengkapi bangku untuk para peziarah. Makam ada di tengah ruang, berselimutkan kain hitam, bertulisan Arab warna kuning.


Nuansa begitu khidmat saat berada di sana. Setelah mengajak anggota tim ekspedisi untuk membaca beberapa surah pendek Alquran, Rohmatulloh Sultonov berkisah, kompleks permakaman Imam Bukhori tidak mungkin seindah dan semegah itu tanpa peran Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.

Ketika Uzbekistan masih termasuk Uni Soviet, Soekarno dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet pada 1959 pernah meminta petinggi Partai Komunis untuk mencarikan makam orang suci Islam yang sangat terkenal bernama Imam Bukhori.

Setelah tiga hari pencarian, makam Imam Bukhori ditemukan. Soekarno naik kereta dari Moskow ke Samarkand, tempat Bukhori meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan sekitar tahun 870.
“Beliau tiba pada malam hari dan langsung membaca Alquran sampai pagi hari, tidak tidur,” lanjut Rahmatullo seperti diterjemahkan Temur Mirzaev, rekanan Kedutaan Besar Republik Indonesia sekaligus dosen bahasa Indonesia di Institute of Oriental Studies, Tashkent.
Saat ditemukan, makam dalam kondisi tidak terurus. Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhori akan diberikan sebagai gantinya.
“Bangsa Indonesia sangat berjasa bagi keberlangsungan makam Imam Bukhori. Sebenarnya makam sudah tutup untuk pengunjung karena hari sudah malam. Tapi, karena orang Indonesia yang datang, makanya dibukakan,” tutur Temur.
Bung Karno Mencari Makam Imam Bukhori

Di Tashkent tidak ada jalan bernama Bung Karno. Tapi bukan berarti rakyat Uzbekistan ini tidak mengenal presiden pertama Republik Indonesia itu. Tidak banyak yang tahu kalau Bung Karno adalah penemu makam Imam Al Bukhori, seorang perowi hadist Nabi Muhammad SAW.

Nikita Sergeyevich Khrushchev
Begini ceritanya. Tahun 1961 pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno ke Moskow. Kayaknya Khrushchev hendak menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet.

Karena bukan orang lugu, Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia ke dalam situasi yang tidak menguntungkan.Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan oleh negara mana pun.Bung Karno mengajukan syarat.Kira-kira begini kata Bung Karno,



“Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak.”

Khrushchev balik bertanya, “Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?”

Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhori. Saya sangat ingin menziarahinya.”
Jelas saja Khrushchev terheran-heran. Siapa lagi ini Imam Al Bukhori. Dasar orang Indonesia, ada-ada saja. Mungkin begitu sungutnya dalam hati.Tidak mau membuang waktu, Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitnya untuk menemukan makam dimaksud.Entah berapa lama waktu yang dihabiskan anak buah Khrushchev untuk menemukan makam itu, yang jelas hasilnya nihil.

Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno, “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?”
Bung Karno tersenyum sinis. “Kalau tidak ditemukan, ya udah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda.”
Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah.Khrushchev balik kanan, memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung menangani masalah ini.

Nah, akhirnya setelah bolak balik sana sini, serta mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak buah Khrushchev menemukan makam Imam kelahiran Bukhara tahun 810 Masehi itu.Makamnya dalam kondisi rusak tak terawat.Imam Al Bukhori yang memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di Indonesia itu dimakamkan di Samarkand tahun 870 M.

Presiden Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya.Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut.Emas seberat makam Imam Bukhori akan diberikan sebagai gantinya.

Khrushchev memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik mungkin. Selesai renovasi, Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya, misi pencarian makam Imam Al Bukhori berhasil.
Sambil tersenyum Bung Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.”
Setelah dari Moskow, tanggal 12 Juni 1961 Bung Karno tiba di Samarkand. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di Kota Tashkent. (Habib Ahmad bin Faqih Ba'Syaiban)

Baca selanjutnya »

Cara Sehat Alami Islami

[Dunia Pesantren] - Mengapa makan dan minum harus diatur? Karena makan itu ibarat pisau bedah bermata dua. Bisa positif dan juga bisa negatif. Apabila digunakan sebagaimana mestinya, bisa menghilangkan penyakit dan menyehatkan. Tetapi jika dipakai tidak sebagaimana mestinya, bisa berbahaya, mengancam nyawa seseorang. Begitu juga halnya dengan makan-makanan dan minum-minuman. Banyak orang meninggal dunia berawal dari piring makan dan gelas minum serta sehat karena piring makanan dan gelas minuman. Banyak orang menderita sakit karena kebanyakan makan-makanan dan minum-minuman. Tidak sedikit orang jatuh sakit kemudian meninggal karena kekurangan makan dan minuman. Inilah sebabnya mengapa makan-minum itu harus diatur.

Alloh Swt. berfirman :

Makan, minumlah kalian, dan jangan berlebihan. Sungguh, Alloh tidak mencintai orang-orang yang berlebihan,” (QS Al-A’Rof [7]:31).

Dalam suatu riwayat Rosululloh Saw. Bersabda :

Lambung itu tempat segala penyakit. Sedangkan pencegahan (diet) itu pokok dari segala pengobatan” (HR Dailami).

Dalam hadits lain beliau bersabda,

Lambung itu kolamnya tubuh. Seluruh urat tubuh terhunjam-bermuara di dalamnya. Karena itu, jika lambung itu sehat, maka urat akan tumbuh sehat, jika lambung sakit, maka urat pun akan tumbuh sakit” (HR Thobroni)

Ayat dan hadits di atas menggambarkan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh melalui pola makan dan minum yang normal, tidak berlebihan, dan juga diet tidak perlu berlebihan.

Rosululloh Saw. bersabda, “Cukuplah bagi anak Adam makan beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Kalau tidak berlebihan dan terelakkan, maka normalnya isi perut itu sepertiganya untuk tempat makanan, sepertiganya untuk tempat air, dan sepertiganya lagi untuk tempat udara untuk bernapas.”

Nah, dari sinilah diketahui letak hikmah di balik perlunya berpuasa. Berpuasa bukan berarti mengistirahatkan mesin dalam sebuah pabrik. Contohnya saja organ jantung, bagaimana jika diistirahatkan 5 menit saja? Bukankah akan berarti istirahat selama-lamanya?

Mengapa Tubuh Senang?
Dengan berpuasa, perut kita kosong dalam rentang waktu paling tidak 14 jam.Tetapi, meski kita merasa berat di hari-hari pertama puasa dan perut terasa keroncongan di jam-jam tertentu, justru sebenarnya organ tubuh kita senang, lho!

Kenapa senang? Sebab kalau kita berpuasa, organ-organ di badan kita istirahat dari kerja keras menggiling makanan. Akibatnya, badan kita lebih sehat.

Kesempatan Membuang Racun dalam tubuh
Alat pencernaan makan di tubuh kita bukan istirahat seharian penuh, lho! Tetapi menjalankan fungsi lain, yaitu bersih-bersih.

Mereka membuang racun-racun dari makanan yang kita makan, yang mengendap sekian lama di tubuh kita.

Secara tidak sadar, setiap hari makanan yang masuk ke tubuh kita boleh jadi mengandung racun dan enggan keluar dari tubuh.

Baca selanjutnya »